Cacing Nyale itu apa?

      Beberapa waktu lalu ada komentar dari pengunjung blog ini minta dibahas lebih dalam terkait " CacingNyale". Mimin sudah bahas di postingan tentang Pantai Kute Lombok, tapi kayaknya mimin harus pisahin deh biar temen-temen bisa tau lebih dalam tentang "Cacing Nyale".

       Oke deh gak usah lama-lama, simak info berikut ini ya teman-teman.

    Bagi warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) tradisi bau nyale tidak hanya menjadi waktu untuk mengingat pengorbanan Putri Malandika yang mengorbankan diri demi rakyatnya. Bau nyale juga menjadi saat untuk memperhatikan kesuburan sawahnya.

Cacing Nyale atau Putri Mandalika

     Nyale adalah sebuah pesta atau upacara yang dikenal dengan Bau Nyale. Secara etimologis, Bau Nyale terdiri dari 2 suku kata, yakni "Bau" dalam bahasa Indonesia yang artinya menangkap; dan "Nyale" adalah cacing lalu yang tergolong jenis filumannelida. Cacing ini biasa ditemukan di karang-karang yang berada di pinggir pantai.


     Bau Nyale merupakan sebuah acara perburuan cacing laut.Acara ini diselenggarakan sekitar bulan Februari dan Maret.Tempat penyelenggaraan upacara Bau Nyale ini ada di Pantai Seger, Kuta. Terletak dibagian selatan Pulau Lombok.


     Pesta atau upacara Bau Nyale merupakan sebuah peristiwa dan tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi Suku Sasak, Suku asli Pulau Lombok. Keberadaan pesta bau nyale ini berkaitan erat dengan sebuah cerita rakyat yang berkembang di daerah Lombok Tengahbagian selatan.


     Putri Mandalika, seorang putri cantik jelita yang menjelma menjadi cacing nyale dan muncul sekali dalam setahun di Pantai Lombok. Siapa sangka cacing nyale yang diperebutkan dan dicari-cari setiap tahun oleh masyarakat Lombok ini adalah jelmaan dari seorang putri yang sangat cantik yang zaman dahulu diperebutkan oleh pangeran-pangeran dari berbagai kerajaan di Lombok.


        Putri Mandalika adalah putri dari pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting. Raja ini terkenal karena kebijaksanaannya sehingga rakyatnya sangat mencintainya karena mereka hidup makmur. Putri Mandalika hidup dalam suasana kerajaan dan dihormati hingga dia menginjak dewasa.


    Saat dewasa Putri Mandalika tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan mempesona. Kecantikannya tersebar hingga ke seluruh Lombok sehingga Pangeran-Pangeran dari berbagai Kerajaan seperti Kerajaan Johor, Kerajaan Lipur, Kerajaan Pane, Kerajaan Kuripan, Kerajaan Daha, dan kerajaan Beru berniat untuk mempersuntingnya.


    Mengetahui hal tersebut ternyata membuat sang Putri menjadi gusar, karena jika dia memilih satu di antara mereka maka akan terjadi perpecahan dan pertempuran di Gumi Sasak. Bahkan ada beberapa kerajaan yang memasang senggeger agar Sang Putri jatuh hati padanya. Namun hal ini malah membuat sang Putri makin gusar.


      Setelah berpikir panjang, akhirnya sang Putri memutuskan untuk mengundang seluruh pangeran beserta rakyat mereka untuk bertemu di Pantai Kuta Lombok pada tanggal 20 bulan ke 10 menurut perhitungan bulan Sasak tepatnya sebelum Subuh. Undangan tersebut disambut oleh seluruh pangeran beserta rakyatnya sehingga tepat pada tanggal tersebut mereka berduyun-duyun menuju lokasi undangan.


   Setelah beberapa saat akhirnya Sang Putri Mandalika muncul dengan diusung oleh prajurit-prajurit yang menjaganya. Kemudian dia berhenti dan berdiri di sebuah batu dipinggir pantai. Setelah mengatakan niatnya untuk menerima seluruh pangeran dan rakyat akhirnya Sang Putri pun meloncat ke dalam laut. Seluruh rakyat yang mencarinya tidak menemukannya. Setelah beberapa saat akhirnya datanglah sekumpulan Cacing berwarna-warni yang menurut masyarakat dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Komentar

  1. wah informatif sekali blog ini menjadikan kita tahu bahwa indonesia menyimpan banyak ciri khas di daerahnya, salah satunya tradisi bau nyale ini

    BalasHapus

Posting Komentar